Analisis Pareto dengan R

posted to R on 23 March 2017

Beberapa saat lalu saya mendapat tugas negara untuk membuat presentasi dengan menampilkan analisis pareto, karena sedang belajar dengan R maka saya mencari beberapa petunjuk tentang membuat analisis pareto menggunakan R. Jika kamu belum tahu tentang analisis pareto, adalah tehnik yang biasa digunakan dalam fase Pengukuran dalam Six Sigma. Prinsip dari pareto sendiri cukup sederhana dimana effort paling besar(80%) umumnya bergantung pada titik kunci yang terbatas(20%), karena itu biasa disebut aturan 80/20. Umumnya menentukan titik kunci ini menggunakan diagram Pareto.

Mengenal Diagram Pareto

Pada umumnya diagram pareto digunakan untuk

  • Menentukan defect paling umum dalam sebuah proses
  • Mengidentifikasi improvement dengan potensi keuntungan terbesar

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, dengan menggunakan diagram pareto maka akan mempermudah dalam menentukan effort yang vital dan juga effort yang trivial.

Menyusun Data Diagram Pareto

Misalkan anda memiliki data sebagi berikut

Daftar Defect

Jika menggunakan MINITAB maka anda dapat memasukkan data langsung kedalam worksheet, jika menggunakan R maka anda perlu membuat vector berisi data defect

> defect.counts <- c(18,
                6,
                9,
                7,
                12,
                10,
                15,
                8
)

> names(defect.counts) <- c("Cold Cracking",
                        "Incomplete Pentration",
                        "Inclusion",
                        "Gas Inclusion",
                        "Hot Cracking",
                        "Distortion",
                        "Re-Heat Cracking",
                        "Arc Strike Cracking"
)

Ubah kedalam dataframe

> df.defects <- data.frame(defect.counts)

Untuk melihat isi dari vector dan dataframe

> defect.counts
        Cold Cracking Incomplete Pentration             Inclusion         Gas Inclusion          Hot Cracking            Distortion 
                18                     6                     9                     7                    12                    10 
    Re-Heat Cracking   Arc Strike Cracking 
                15                     8 
> df.defects
                    defect.counts
Cold Cracking                    18
Incomplete Pentration             6
Inclusion                         9
Gas Inclusion                     7
Hot Cracking                     12
Distortion                       10
Re-Heat Cracking                 15
Arc Strike Cracking               8

Menghasilkan Diagram Pareto

Untuk menghasilkan diagram pareto dari MINITAB bisa dilakukan dengan cara Stat > Quality Tools > Pareto Chart maka akan menghasilkan diagram seperti berikut

Grafik Pareto

Untuk menghasilkan diagram pareto dari R maka perlu menggunakan paket qcc, pasang dengan menggunakan install.packages("qcc")

Dengan menggunakan fungsi pareto.chart() dari librari qcc maka akan menghasilkan diagram pareto sebagai berikut

Grafik Pareto R

Dari diagram diatas dapat kita simpulkan bahwa diperlukan improvement pada area Cold Cracking, Re-Heat Cracking, dan Hot Cracking.

Batasan penggunaan Diagram Pareto

Meskipun cukup mudah dibuat dan dibaca namun grafik pareto memiliki beberapa batasan antara lain:

  • Diperlukan data yang reliabel, data yang dikumpulkan secara singkat untuk membuat grafik pareto akan membimbing pada kesimpulan yang salah.
  • Data yang dikumpulkan dalam waktu yang cukup panjang, memiliki kemungkinan adanya perubahan proses. Sehingga diperlukan perubahan distribusi tiap waktu.
  • Jika grafik pareto tidak menunjukkan hasil yang berarti, maka perlu dipastikan bahwa kita menggunakan data yang tepat. Jika terdapat data Others, pastikan nilainya tidak terlalu besar.
  • Fokus pada area dengan frekuensi tinggi akan mengurangi defect, dan fokus pada area dengan impact terbesar akan memberikan potensi improvement terbaik.

Pair With Me!
Comments? Contact me via Twitter or e-mail.